Syifa Nurani R.
3KA18
17111001
1. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Bahasa Yang Baik
Penggunaan
bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal
ini harus disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial, lingkungan
sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita. Misalnya, dalam
situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan,
dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan
akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal,
seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato
kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang
selalu memperhatikan norma bahasa.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai
situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi
sebagai berikut.
1. Ragam beku (frozen);
digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan
seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal);
digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal
ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative);
digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran
informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan
dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu
saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate).
digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Bahasa yang Benar
Bahasa
yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa (tata bahasa,
pilihan kata, tanda baca, dan ejaan). Kaidah bahasa Indonesia itu
meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat,
kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan
digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten,
pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah
bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak
baku.
Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.
Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami
ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik
sekali dan bukan cantik banget; uang dan
bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak
gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam
tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang
disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam
lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan,
secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari
ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan
/atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif.
Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele,
bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau
penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud
aslinya.
Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan
benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
Contoh Bahasa
Indonesia Baik dan Benar.
-
Contoh
percakapan di sekolah:
Guru : “murid-murid
apa yang kalian lakukan saat mengisi liburan sekolah?”.
Murid1:”Saya
pergi bertamasya bersama keluarga ke Puncak Bogor”.
Murid2:”Saya
membantu Ibu melayani pelanggan di toko milik Ayah”.
-
Contoh
penggunaan dalam berpidato depan orang banyak.
Misalkan yang
sering di gunakan adalah “Saudara-saudara sekalian yang saya hormati...”
seharusnya adalah “saudara-saudara yang saya hormati...”.
-
Contoh
dalam transaksi jual beli.
Misalkan “Bang
baju tulisan Jakarta harganya berapa?” bukan “Bang baju Jakarta berapa duit?”
-
Contoh
penggunaan dalam bahasa sehari-hari;
Banyak sekali
kata-kata ataupun kalimat yang digunakan dalam bahasa sehari-hari mennggunakan
bahasa yang tidak lagi sesuai dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar.
Bahkan sudah lumrah digunakan setiap hari. Banyak sekali yang digunakan
misalnya nggak seharusnya tidak, kalo seharusnya kalau, gue seharusnya saya, elu seharusnya
kamu, nyokap seharusnya Ibu, bokap seharusnya ayah, banget seharusnya sekali, cabut sekolah seharusnya bolos sekolah, ngangkot seharusnya naik angkot, dan
masih banyak lagi yang lainnya.
Contoh Ragam Dialek adalah ‘Gue
udah baca itu buku.’
Contoh Ragam Terpelajar
adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh Ragam Resmi adalah ‘Saya
sudah membaca buku itu.’
Contoh Ragam Tak Resmi adalah
‘Saya sudah baca buku itu.’
Contoh ragam bahasa berdasarkan
topik pembicaraan:
- Ragam Hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
- Ragam Bisnis : Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.
- Ragam Sastra : Cerita itu menggunakan unsur flashback.
- Ragam Kedokteran : Anak itu menderita penyakit kuorsior.
- Ragam Psokologis : Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.
2. Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi.
Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia , Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya. Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan
oleh sekelompok masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Dilihat dari pengertian yang ada dalam kamus
tersebut, dapat difahami bahwa bahasa juga dapat berfungsi sebagai lambang
bunyi sebagai mana not yang ada pada nada, akan tetapi fungsi atau manfaat yang
diberikan sangatlah berbeda antara keduanya. Bunyi yang dihasilkan oleh bahasa
dipreoritaskan untuk menyampaikan suatu informasi serta lebih menitik beratkan
pada kepadatan isinya bukan pada fungsi estetika yang dihasilkannya.
Pada
saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga
mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Sehingga
kita sering mendengarkan istilah “ Bahasa Komunikatif”.
Misalnya : Kata Makro hanya dapat dipahami oleh
golongan masyarakat tertentu.
Besar atau luas mudah dipahami oleh semua lapisan
masyarakat
Fungsi bahasa sebagai alat
komunikasi atau bahasa komunikatif mempunyai makna bahasanya sangat mudah
dipahami (dimengerti) sehingga pesan yang disampaikannya dapat diterimma dengan
baik.
Kalimat yang
baik dan omunikatif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. tidak
menyimpang dari kaidah bahasa.
2. Logis atau
dapat diterima nalar.
3. Jelas dan
dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Berikut contoh
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi:
-
Harap
tenang sedang dilakukan Ujian Nasional.
-
Rumah
makan sederaha 100M.
-
Tunjukan
STNK tanpa alasan apapun!
-
Di
Jual rumah Hub.021xxxxxx
-
Hadirilah
seminar ekonomi, terbuka untuk umum!!
-
Kawasan
tertib lalu lintas.
Contoh diatas
merupakan beberapa alat komunikasi yang sering kita jumpai, sadar atau tidak
dari kalimat-kalimat diatas masih banyak kalimat yang tidak menngunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Referensi :
http://daudp65.webs.com/bind/bibaik-bnar.html
(23-10-2-13)
http://ebdaaprilia.wordpress.com/2013/03/30/makalah-bahasa-indonesia-bahasa-sebagai-alat-komunikasi/
(24-10-2-13)
http://robiana-weda-asmara.blogspot.com/2012/11/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html
(24-10-2-13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar