NPM : 17111001
Kelas : 2KA18
Ø DEFINISI
Tugas manajer yang paling utama adalah mengambil
keputusan. Banyak ilmuan yakin bahwa tindakan mengambil keputusan serta proses
menjurus ke arah itu merupakan tugas inti dari para eksekutif. Pengambilan
keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai
alternatif yang mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Proses pembuatan keputusan bukan merupakan tindakan tunggal yang terisolir, melainkan merupakan tahapan berbentuk anyaman yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Berikut akan dibahas
beberapa pendapat para ahli tentang langkah-langkah proses pengambilan
keputusan.
1) John Dewey (1980)
mengajukan
bahwa pandangan proses pemecahan masalah merupakan upaya menjawab pertanyaan
tiga fase berikut :
·
Masalah yang dihadapi;
·
Alternatif-alternatif yang dimiliki;
·
Alternatif yang terbaik;
2) Hebert A.Simon menwarkan
model pemecahan sebagai berikut :
·
Intelijen : Pencarian lingkungan
internal dan eksternal;
·
Desain : penentuan dan analisis
langkah-langkah;
· Pilihan : memilih salah satu langkah
untuk diimplementasikan, dengan pertimbangan langkah tersebut paling efektif
dalam mencapai tujuan pembuat keputusan.
3) Eilon menggambarkan
proses pembuatan keputusan dalam delapan langkah berikut :
·
Masukan informasi;
·
Analisis informasi yang tersedia;
·
Penentuan ukuran kinerja dan biaya;
·
Penciptaan model yang mewakili situasi
keputusan;
·
Perumusan pilihan (strategi) yang
tersedia bagi pembuat keputusan;
·
Perkiraan hasil dari setiap pilihan;
·
Penentuan kriteria dalam memilih pilihan
yang terseidia;
·
Penetapan keputusan bagi situasi
keputusan yang dihadapi;
4)
Menurut Scott dan Mitchel :
·
Proses pencarian / penemuan tujuan;
·
Formulasi tujuan;
·
Pemilihan alternatif atau strategi untuk
mencapai tujuan;
·
Mengevaluasi hasil-hasil.
Ø JENIS – JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
§ Selain
memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert
A. Simon juga menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan. Ia percaya
bahwa keputusan terletak pada suatu kontinum, dengan keputsan yang terprogram pada
satu sisi dan keputusan yang tidak terprogram di sisi yang lain.
·
Keputusan
terprogram (programmed decision)
bersifat “repetitif dan rutin, dalam hal
prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut
tidak dianggap de novo (baru) setiap
kali terjadi”.
·
Keputusan
Tidak Terprogram (nonprogrammed decision)
Bersifat “baru, tidak terstruktur, dan
penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah
seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena
sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah
tersebut demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus”.
§ Menurut
Stoner James, A.F. (1988) jenis
keputusan terprogram dan tidak terprogram efektif dilaksanakan dalam situasi
yang berbeda.
·
Keputusan Terprogram
Keputusan ini diambil berdasarkn
kebiasaan, peraturan, atau prosedur. Setiap organisasi memiliki kebijakan
tertulis atau tidak, yang membantu dan memberi batasan dalam pengambilan
keputusan terhadap suatu kejadian yang berulang. Misalnya, perusahaan
menetapkan kebijakan tentang skala gaji untuk semua jabatan sehingga kita tidak
perlu khawatir mempertimbangkan gaji yang harus diberikan kepada seorang
pekerja baru. Keputusan terprogram digunakan untuk menghadapi masalah yang
kompleks atau yang sederhana, namun sering terjadi.
·
Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada
keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui
masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak
dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat
ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan
atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit
alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu
tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada
umumnya melibatkan perencanaan strategik.
Simon
menjelaskan
bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah merupakan gambaran hitam putih dari
kontinum tersebut dan bahwa kebanyakan masalah terletak di wilayah abu-abu. Namun,
konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram penting untuk diketahui,
karena masing-masing harus ditangani dengan teknik yang berbeda.
Ø Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
- hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
- setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
- setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
- jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
- pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
- pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
- diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
- setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
- setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Ø Kekuatan – Kekuatan yang Mempengaruhi Keputusan
Suatu keputusan diambil untuk
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.kiranya telah
disadari bahwa pelaksanaan keputusan tidak pernah terjadi dalam suasana
kekosongan. Artinya, ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhi suatu keputusan
yang diambil itu. Ketiga kekuatan itu adalah :
§ Dinamika Individu
§ Dinamika kelompok
§ Dinamika lingkungan
Istilah Dinamika dipergunakan untuk menunjukan bahwa di dunia ini segala sesuatu selalu mengalami perubahan.dan justru dinamika ini pulalah yang menuntut adanya peningkatan kemampuan mengambil keputusan yang dapat mengikuti perubahan – perubahan yang terjadi.
Ø Perosedur Dasar Pengambilan Keputusan
Sejak manusia
hidup berorganisasi, sejak itulah proses pengambilan keputusan telah timbul. Dalam
masyarakat yang sederhana, proses pengambilan keputusan itu relatif bersifat
sederhana pula. Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat, maka semakin rumit pulalah tugas-tugas pengambilan
keputusan oleh karena, antara lain :
§ Informasi yang harus diperhitungkan
semakin besar volumenya;
§ Aparat pelaksana keputusan semakin
besar;
§ Kepentingan para pelaksana semakin
berbeda-beda;
§ Teknik-teknik pengambilan keputusan
semakin Complicated;
§ Perubahan-perubahan lingkungan yang
sangat cepat;
§ Pengetahuan tentang pengambilan
keputusan yang semakin mendalam.
Sesungguhnya, apabila sejarah
pengambilan keputusan itu di telaah secara mendalam, akan terlihat bahwaada
enam cara yang sampai sekarang ini telah dikenal oleh manusia. Yaitu :
§ Appeal kepada kekuatan gaib, yang berarti bahwa jika seseorang menghadapi kesulitan
dalam mengambil keputusan dia akan cenderung mencari bantuan dari
kekuatan-kekuatan yang diketahuinya seperti berdoa kepada Tuhan, ramalan bintang,dll
yang dianggapnya sumber kekuatan gaib.
§ Appeal kepada kekuatan duniawi, yang berarti
mencari bantuan petuah serta bimbingan dari orang tua, alim ulama dan sebangsanya,
yang dianggap lebih bijaksana.
§ Menggunakan intuisi, seseorang yang menggunakan cara ini cenderung untuk mendengarkan bisikan
hati nuraninya dan bertindak sesuai keyakinan dan perasaannya.
§ Penggunaan akal sehat, seseorang yang menggunakan cara ini dia menggantungkan keputusannya kepada
pengetahuannya, kemampuannya dan mengikuti apa yang menurut pendapatnya tepat. Tidak
terlalu memikirkan pentingnya pendapat orang lain.
§ Logika murni, yang berarti
bahwa akal sehat yang telah dikembangkan dengan baik dipergunakan dalam
mengadakan pilihan dari berbagai alternatif yang ada.
§ Metode ilmiah, proses
pengambilan keputusan dewasa ini, jika dilakukan dengan baik, kiranya perlu
mempergunakan metode ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Basyaib,
Fachmi, Teori Pembuatan Keputusan, Jakarta:
Grasindo, 2002.
D. Nachrowi, Usman, Hardius, Teknik Pengambilan Keputusan, Jakarta: Grasindo.
http://hendriansdiamond.blogspot.com
M. Herujito, Yayat, Dasar Dasar Manajemen. Jakarta:
Grasindo, 2001.
Raymond McLeod, Jr. Schell, George
P. Sistem Informasi Manajemen, edisi
10, Jakarta: Salemba Empat, 2007
Sondang P. Siagan, Sistim Informasi Untuk Pengambilan Keputusan, edisi 2, Jakarta: Gunung Agung.
W. Griffin, Ricky, 2004, Manajemen, Jilid 1, Edisi 7, (diterjemahkan Oleh: Gina Gania), Erlangga, Jakarta.
Widyatmini; Amperaningrum,Izzati, Pengantar Organisasi & Metode. Jakarta: Gunadarma, 1996.