Rabu, 01 Mei 2013

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI

Nama : Syifa Nurani R.
NPM : 17111001
Kelas : 2KA18


Ø DEFINISI

            Tugas manajer yang paling utama adalah mengambil keputusan. Banyak ilmuan yakin bahwa tindakan mengambil keputusan serta proses menjurus ke arah itu merupakan tugas inti dari para eksekutif. Pengambilan keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternatif yang mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.

Proses pembuatan keputusan bukan merupakan tindakan tunggal yang terisolir, melainkan merupakan tahapan berbentuk anyaman yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Berikut akan dibahas beberapa pendapat para ahli tentang langkah-langkah proses pengambilan keputusan.

1)      John Dewey (1980) 
 mengajukan bahwa pandangan proses pemecahan masalah merupakan upaya menjawab pertanyaan tiga fase berikut :
·         Masalah yang dihadapi;
·         Alternatif-alternatif yang dimiliki;
·         Alternatif yang terbaik;

2)      Hebert A.Simon menwarkan model pemecahan sebagai berikut :
·         Intelijen : Pencarian lingkungan internal dan eksternal;
·         Desain : penentuan dan analisis langkah-langkah;
·         Pilihan : memilih salah satu langkah untuk diimplementasikan, dengan pertimbangan langkah tersebut paling efektif dalam mencapai tujuan pembuat keputusan.

3)      Eilon menggambarkan proses pembuatan keputusan dalam delapan langkah berikut :
·         Masukan informasi;
·         Analisis informasi yang tersedia;
·         Penentuan ukuran kinerja dan biaya;
·         Penciptaan model yang mewakili situasi keputusan;
·         Perumusan pilihan (strategi) yang tersedia bagi pembuat keputusan;
·         Perkiraan hasil dari setiap pilihan;
·         Penentuan kriteria dalam memilih pilihan yang terseidia;
·         Penetapan keputusan bagi situasi keputusan yang dihadapi;

4)      Menurut Scott dan Mitchel :
·         Proses pencarian / penemuan tujuan;
·         Formulasi tujuan;
·         Pemilihan alternatif atau strategi untuk mencapai tujuan;
·         Mengevaluasi hasil-hasil.
 

Ø JENIS – JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

§  Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A. Simon juga menemukan metode untuk mengklasifikasikan keputusan. Ia percaya bahwa keputusan terletak pada suatu kontinum, dengan keputsan yang terprogram pada satu sisi dan keputusan yang tidak terprogram di sisi yang lain.

·         Keputusan terprogram (programmed decision)
bersifat “repetitif dan rutin, dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi”.

·         Keputusan Tidak Terprogram (nonprogrammed decision)
Bersifat “baru, tidak terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebut demikian penting sehingga memerlukan penanganan khusus”.

§  Menurut Stoner James, A.F. (1988) jenis keputusan terprogram dan tidak terprogram efektif dilaksanakan dalam situasi yang berbeda.

·         Keputusan Terprogram
Keputusan ini diambil berdasarkn kebiasaan, peraturan, atau prosedur. Setiap organisasi memiliki kebijakan tertulis atau tidak, yang membantu dan memberi batasan dalam pengambilan keputusan terhadap suatu kejadian yang berulang. Misalnya, perusahaan menetapkan kebijakan tentang skala gaji untuk semua jabatan sehingga kita tidak perlu khawatir mempertimbangkan gaji yang harus diberikan kepada seorang pekerja baru. Keputusan terprogram digunakan untuk menghadapi masalah yang kompleks atau yang sederhana, namun sering terjadi.

·         Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik.


Simon menjelaskan bahwa dua jenis keputusan tersebut hanyalah merupakan gambaran hitam putih dari kontinum tersebut dan bahwa kebanyakan masalah terletak di wilayah abu-abu. Namun, konsep keputusan terprogram dan tidak terprogram penting untuk diketahui, karena masing-masing harus ditangani dengan teknik yang berbeda.


Ø Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
  1. hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
  2. setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
  3. setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
  4. jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
  5. pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
  6. pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
  7. diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
  8. setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
  9. setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Ø Kekuatan – Kekuatan yang Mempengaruhi Keputusan

Suatu keputusan diambil untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.kiranya telah disadari bahwa pelaksanaan keputusan tidak pernah terjadi dalam suasana kekosongan. Artinya, ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhi suatu keputusan yang diambil itu. Ketiga kekuatan itu adalah :

§  Dinamika Individu
§  Dinamika kelompok
§  Dinamika lingkungan

Istilah Dinamika dipergunakan untuk menunjukan bahwa di dunia ini segala sesuatu selalu mengalami perubahan.dan justru dinamika ini pulalah yang menuntut adanya peningkatan kemampuan mengambil keputusan yang dapat mengikuti perubahan – perubahan yang terjadi.


Ø Perosedur Dasar Pengambilan Keputusan

Sejak manusia hidup berorganisasi, sejak itulah proses pengambilan keputusan telah timbul. Dalam masyarakat yang sederhana, proses pengambilan keputusan itu relatif bersifat sederhana pula. Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, maka semakin rumit pulalah tugas-tugas pengambilan keputusan oleh karena, antara lain :

§  Informasi yang harus diperhitungkan semakin besar volumenya;
§  Aparat pelaksana keputusan semakin besar;
§  Kepentingan para pelaksana semakin berbeda-beda;
§  Teknik-teknik pengambilan keputusan semakin Complicated;
§  Perubahan-perubahan lingkungan yang sangat cepat;
§  Pengetahuan tentang pengambilan keputusan yang semakin mendalam.

Sesungguhnya, apabila sejarah pengambilan keputusan itu di telaah secara mendalam, akan terlihat bahwaada enam cara yang sampai sekarang ini telah dikenal oleh manusia.  Yaitu :

§  Appeal kepada kekuatan gaib, yang berarti bahwa jika seseorang menghadapi kesulitan dalam mengambil keputusan dia akan cenderung mencari bantuan dari kekuatan-kekuatan yang diketahuinya seperti berdoa kepada Tuhan, ramalan bintang,dll yang dianggapnya sumber kekuatan gaib.

§  Appeal kepada kekuatan duniawi,  yang berarti mencari bantuan petuah serta bimbingan dari orang tua, alim ulama dan sebangsanya, yang dianggap lebih bijaksana.

§  Menggunakan intuisi, seseorang yang menggunakan cara ini cenderung untuk mendengarkan bisikan hati nuraninya dan bertindak sesuai keyakinan dan perasaannya.

§  Penggunaan akal sehat, seseorang yang menggunakan cara ini dia menggantungkan keputusannya kepada pengetahuannya, kemampuannya dan mengikuti apa yang menurut pendapatnya tepat. Tidak terlalu memikirkan pentingnya pendapat orang lain.

§  Logika murni, yang berarti bahwa akal sehat yang telah dikembangkan dengan baik dipergunakan dalam mengadakan pilihan dari berbagai alternatif yang ada.

§  Metode ilmiah, proses pengambilan keputusan dewasa ini, jika dilakukan dengan baik, kiranya perlu mempergunakan metode ilmiah.



DAFTAR PUSTAKA

Basyaib, Fachmi, Teori Pembuatan Keputusan, Jakarta: Grasindo, 2002.

D. Nachrowi, Usman, Hardius, Teknik Pengambilan Keputusan, Jakarta: Grasindo.

http://hendriansdiamond.blogspot.com

M. Herujito, Yayat, Dasar Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo, 2001.

Raymond McLeod, Jr. Schell, George P. Sistem Informasi Manajemen, edisi 10, Jakarta: Salemba Empat, 2007

Sondang P. Siagan, Sistim Informasi Untuk Pengambilan Keputusan, edisi 2, Jakarta: Gunung Agung.

W. Griffin, Ricky, 2004, Manajemen, Jilid 1, Edisi 7, (diterjemahkan Oleh: Gina Gania), Erlangga, Jakarta.

Widyatmini; Amperaningrum,Izzati, Pengantar Organisasi & Metode. Jakarta: Gunadarma, 1996.

1 komentar: