Sabtu, 02 November 2013

Tulisan 1



Pengguna Twitter di Jakarta Disorot Media Asing

Aplikasi Lewatmana.com pun turut disinggung.
VIVAnews - Di Indonesia, Twitter bukan lagi barang baru. Di media sosial digital ini, tak sedikit penduduk Indonesia yang menumpahkan keluh kesah tentang kehidupan mereka sehari-hari. Terlebih lagi ketika pagi dan sore hari, di mana macet menghiasi hampir seluruh sudut-sudut jalan Ibukota Jakarta.
Di tengah-tengah macet, hampir semua pengguna ponsel pintar yang berada di jalan raya, baik yang di mobil pribadi maupun transportasi umum, mengupdate Twitter mereka. Memang tidak melulu mengeluhkan tentang macet, ada juga yang mendiskusikan sesuatu atau sekadar bertegur sapa dengan temannya.
Ternyata, aktivitas pengguna Twitter di Ibukota ini diam-diam menyita perhatian media asing. "Muak dengan macet yang menyita waktu selama berjam-jam, ratusan bahkan ribuan pengguna media sosial menghabiskan waktunya dengan Twitter," tulis Olivia Rondonuwu dari Phys.org, Minggu 27 Oktober 2013.
"Pengguna jalan di Jakarta, kota paling aktif dalam urusan Twitter, menggunakan layanan mikroblog itu untuk mengalihkan perhatian dari lalu lintas yang tersendat - di tengah jalan atau sedang menunggu," jelasnya.
Tak heran jika melihat pengguna Twitter di Indonesia adalah yang terbesar kelima di dunia. Menurut Olivia, ini menunjukkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia di kelas menengah.

Dia pun menyoroti tumbuhnya aplikasi-aplikasi lokal seputar kemacetan, seperti Lewatmana.com. Hendry Soelistyo, pengembang aplikasi online ini berharap dapat mengatasi kemacetan lalu lintas dengan memberikan informasi jalur alternatif pada penggunanya.

"Saya mengembangkannya sejak empat tahun lalu, dan ini terhubung dengan akun Twitter sehingga pengguna mereka bisa mengetahui informasi tentang lalu lintas secara real-time," jelas Hendra.
Lewatmana.com bekerja dengan bantuan 100 kamera CCTV yang terbesar di sudut-sudut kota dan dipasangkan di jendela kantor, khusus di Jakarta.

Tahun ini, menurut data e-Marketers, pengguna Twitter di dunia diperkirakan mencapai 1,73 miliar, di mana 777 juta pengguna di antaranya berada di Asia Pasifik. Di wilayah ini, Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan 67,2 juta pengguna, berada di bawah China dan India.

sumber berita: 


Analisis dan Komentar :

Tak heran jika pengguna akun twitter menyita perhatian warga asing, karena memang jumlah penduduk Indonesia juga merupakan 5 terbesar di dunia. Jika sebagian besar penduduk Indonesia yang termasuk menengah ke atas mempunyai smartphone dan memiliki akun twitter.

Apalagi disaat keadaan yang “macet” kebanyakan orang akan bosan jika hanya terus duduk diam menghadapi kemacetan yang terjadi, tak heran jika orang-orang akan meluapkan segala perasaannya lewat media sosial termasuk twitter. Dapat dibayangkan, ada berapa juta jiwa orang-orang yang saat itu terkena macet dan setiap dari orang tersebut menumpahannya di media sosial twitter. Bukan hanya masalah kemacetan, twitter juga sering dijadikan ajang untuk bertegur sapa atau berkomunikasi dengan teman-teman.
Ditambah lagi penduduk ibu kota sangat banyak, dan sebagian besar dari mereka aktif menggunakan akun twiteer.

Jumat, 01 November 2013

Tugas 2

Syifa Nurani R.
3KA18
17111001 

Pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah.
 

Tataran Ilmiah

            Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Setiap laras memiliki ciri dan gaya sendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau non standar. Laras ilmiah selalu menggunakan ragam standar.

            Sebuah karya tulis ilmiah  merupakan hasil rangkaian gagasan yang  merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala dan pendapat.  Seorang  penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis (soeseno, 1981 : 1).

Bahasa indonesia dalam tataran ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi yang dikomunikasikan lewat bahasa yang tinggi dan menyajikan fakta dengan metode penulisan yang benar. Biasanya dipakai dalam pembuatan karya ilmiah dan dapat dibuktikan kebenarannya karena isinya merupakan pembahasan dari suatu penelitian yang objektif.     

Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala dan pendapat. Penyampaian karya ilmiah bukan hanya mengekspresikan pikiran saja tetapi menyampaikan hasil penelitian. Karya ilmiah memilki tiga ciri :

1.       Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna.

2.   Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan.

3.       Harus singkat, berlandaskan ekonomi biasa.

  
Contoh:

Hujan deras yang mengguyur sejak kemarin sore membuat Jakarta lumpuh. Lalu-lintas di jalan-jalan protokol, arteri, dan jalan alternatif total lumpuh. Hingga pagi ini, masih ada pemukiman warga yang tergenang banjir akibat luapan air sungai.


Tataran Semi Ilmiah


Semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah.

Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah. Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel, Editorial, Opini, Feuture dan Reportase.


Ciri khusus dari karangan semi ilmiah adalah menggunakan opini dari seseorang. Berikut adalah contoh pemanfaatan bahasa Indonesia pada tataran semi ilmiah :


KOMPAS.com — Melihat setan, pocong, di film horor dan merasa takut? Perasaan itu dialami banyak orang. Namun, apa sebabnya?  Sebuah video memuat penjelasan American Chemical Society tentang rasa takut, tentu saja dari sudut pandang ilmu kimia. Dalam video, Abigail Marsh dari Georgetown University mengatakan, rasa takut adalah sebuah ekspektasi atau antisipasi dari bahaya yang mungkin muncul. Tubuh sensitif terhadap ancaman tertentu. Ada banyak cara untuk mengirimkan sinyal yang memicu rasa takut ke otak. Bayangkan sebuah situasi di mana Anda sedang menonton film dan tiba-tiba mendengar suara keras di beranda. Anda menebak-nebak, apakah itu hantu, pencuri, atau alien.  

Marsh menguraikan apa yang terjadi pada situasi itu. "Saraf di telinga yang mengirimkan suara itu adalah yang bagian pertama dari sistem saraf yang terlibat," katanya. Sinyal kemudian akan dikirimkan ke bagian otak bernama thalamus dan kemudian ke bagian lain yang disebut amygdala. Amygdala akan melepaskan senyawa neurotransmitter, disebut glutamat. Senyawa ini adalah senyawa kimia di balik rasa takut. "Aksi glutamat di amygdala untuk merespons rasa takut yang Anda dengar memicu respons lainnya," jelas Marsh seperti dikutip Foxnews, Selasa (29/10/2013).  

Respons yang saling timbal balik datang dari bagian otak yang bernama periaqueductal gray, bagian otak yang mengontrol dua respons klasik takut, yakni melompat dan kedinginan. Kemudian, bagian hipotalamus yang mengontrol respons perlawanan meningkatkan detak jantung dan seterusnya. Respons takut yang sampai ke kelenjar adrenalisn membuat tubuh melepaskan kortisol dan adrenalin.  Selain itu, rasa takut juga membuat tubuh melepaskan glukosa ke aliran darah sebagai kekuatan bagi Anda untuk berlari bila diperlukan. Tergantung tingkat rasa takut, tubuh merespons sinyal dengan cara berbeda. Anda bisa saja hanya menutup mata atau lari karena takut. 



Tataran Non-Ilmiah

Karya non ilmiah sangat bervariasi topic dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum, ditulis berdasarkan fakta pribadi, umumnya bersifat subyektif, gaya bahasanya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya formal dan popular.



Karya non ilmiah bersifat:

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.

2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.

3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.

4. Kritik tanpa dukungan bukti. 



Non ilmiah (fiksi) adalah tulisan yang isinya berupa kisah rekaan, umumnya bersifat subyektif, persuasive, gaya bahasannya bias konkret atau abstrak, gaya bahasanya konotatif dan popular, tidak memuat hipotesis, penyajian dibarengi dengan sejarah yang ada, bersifat imajinatif, situasi didramatisir.

Macam-macam bahasa pada tataran non ilmiah :

Cerpen, novel, drama, dongeng, roman.



Contoh:


Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu


Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.

Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.


Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.


Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.


Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.


Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.


Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.




Referensi: