Rabu, 23 Oktober 2013

Tugas 1



Syifa Nurani R.
3KA18
17111001

1. Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar


Bahasa Yang Baik
            Penggunaan bahasa yang baik (sesuai aspek komunikatif) adalah sesuai dengan sasaran kepada siapa bahasa tersebut di sampaikan. Hal ini harus disesuaikan dengan unsur umur, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR, dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.

Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1.    Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2.    Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3.    Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4.    Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5.    Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.


Bahasa yang Benar
            Bahasa yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yaitu peraturan bahasa (tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan). Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.
Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
1.    Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2.    Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik bangetuang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3.    Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4.    Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5.    Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.


Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Contoh Bahasa Indonesia Baik dan Benar.
-          Contoh percakapan di sekolah:
Guru : “murid-murid apa yang kalian lakukan saat mengisi liburan sekolah?”.
Murid1:”Saya pergi bertamasya bersama keluarga ke Puncak Bogor”.
Murid2:”Saya membantu Ibu melayani pelanggan di toko milik Ayah”.
-          Contoh penggunaan dalam berpidato depan orang banyak.
Misalkan yang sering di gunakan adalah “Saudara-saudara sekalian yang saya hormati...” seharusnya adalah “saudara-saudara yang saya hormati...”.
-          Contoh dalam transaksi jual beli.
Misalkan “Bang baju tulisan Jakarta harganya berapa?” bukan “Bang baju Jakarta berapa duit?”
-          Contoh penggunaan dalam bahasa sehari-hari;
Banyak sekali kata-kata ataupun kalimat yang digunakan dalam bahasa sehari-hari mennggunakan bahasa yang tidak lagi sesuai dengan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Bahkan sudah lumrah digunakan setiap hari. Banyak sekali yang digunakan misalnya nggak seharusnya tidak, kalo seharusnya kalau, gue seharusnya saya, elu seharusnya kamu, nyokap seharusnya Ibu, bokap seharusnya ayah, banget seharusnya sekali, cabut sekolah seharusnya bolos sekolah, ngangkot seharusnya naik angkot, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Contoh Ragam Dialek adalah ‘Gue udah baca itu buku.’
Contoh Ragam Terpelajar adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh Ragam Resmi adalah ‘Saya sudah membaca buku itu.’
Contoh Ragam Tak Resmi adalah ‘Saya sudah baca buku itu.’
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
  • Ragam Hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak pidana.
  • Ragam Bisnis : Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.
  • Ragam Sastra : Cerita itu menggunakan unsur flashback.
  • Ragam Kedokteran : Anak itu menderita penyakit kuorsior.
  • Ragam Psokologis : Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif.




2. Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi.

 

            Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia , Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya. Bahasa mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. (Gorys Keraf, 1997 : 4).
            Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh sekelompok masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dilihat dari pengertian yang ada dalam kamus tersebut, dapat difahami bahwa bahasa juga dapat berfungsi sebagai lambang bunyi sebagai mana not yang ada pada nada, akan tetapi fungsi atau manfaat yang diberikan sangatlah berbeda antara keduanya. Bunyi yang dihasilkan oleh bahasa dipreoritaskan untuk menyampaikan suatu informasi serta lebih menitik beratkan pada kepadatan isinya bukan pada fungsi estetika yang dihasilkannya.

            Pada saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Sehingga kita sering mendengarkan istilah “ Bahasa Komunikatif”.
Misalnya : Kata Makro hanya dapat dipahami oleh golongan masyarakat tertentu.
                   Besar atau luas mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat

            Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi atau bahasa komunikatif mempunyai makna bahasanya sangat mudah dipahami (dimengerti) sehingga pesan yang disampaikannya dapat diterimma dengan baik.

Kalimat yang baik dan omunikatif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. tidak menyimpang dari kaidah bahasa.
2. Logis atau dapat diterima nalar.
3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat

Berikut contoh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi:

-          Harap tenang sedang dilakukan Ujian Nasional.
-          Rumah makan sederaha 100M.
-          Tunjukan STNK tanpa alasan apapun!
-          Di Jual rumah Hub.021xxxxxx
-          Hadirilah seminar ekonomi, terbuka untuk umum!!
-          Kawasan tertib lalu lintas.

Contoh diatas merupakan beberapa alat komunikasi yang sering kita jumpai, sadar atau tidak dari kalimat-kalimat diatas masih banyak kalimat yang tidak menngunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Referensi :