Selasa, 30 April 2013

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Nama : Syifa Nurani R.
NPM : 17111001
Kelas : 2A18


A.    Definisi Komunikasi Dalam Organisasi

            Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
            Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu pula dalam organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Begitupun sebaliknya, jika komunikasi dalam organisasi buruk, maka akan kegiatan organisasi pun akan berantakan.

            Adapun beberapa definisi komunikasi yang dikemukakan beberapa tokoh, di antaranya, Louis Frosdale (1981) seorang ahli komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan komunikasi yaitu “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that opperate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah. Maksud signal di sini yaitu verbal atau non verbal dengam aturan tertentu. Misalnya setiap bahasa itu mempunyai aturan tersendiri, contohnya seseorang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan atau berbicara secara langsung maka si penerima dapat langsung meresponnya dengan bahasa lisan juga maka terjadilah sebuah pembicaraan. Lain halnya jika seseorang berkomunikasi dengan bahasa tulisan maka si penerima akan membacanya terlebih untuk memahami pesan tersebut.
            Adapun definisi lain menurut Brent D Ruben (1788), komunikasi manusia adalah suatu proses individu dalam hubugannya, baik dalam kelompok, organisasi, maupun masyarakat, untuk menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungan dan orang lain. Informasi di sini yaitu sebuah kumpulan pesan atau data yang dapat memepengaruhi tingkah laku manusia baik dalam kelompok, organisasi, ataupun dalam masyarakat.

            Kemudian menurut Willian J Seiler (1988), memberikan pengertian komunikasi yang lebih bersifat universal, dia mengatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana simbol verbal dan non verbal diberikan, diterima, dan diberi arti. Maknanya sederhana, yaitu sebuah proses pengiriman dan penerimaan pesan.
            Dari beberapa definisi di atas, sudah jelas bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah suatu proses pemberian pesan dari seorang komunikator (yang memebrikan pesan) kepada seorang komunikan (yang menerima pesan) baik itu berupa stimulus, signal, ataupun informasi.
            Untuk itu, komunikasi organisasi dapat didefinisikan pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis di antara yang satu denga yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus vertikal dan horizontal. Adapun pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Selain itu, Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi sebagai berikut. “Organizational communication is the process of creating and exchanging messages within a network ofinterdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, keadaan saling bergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidak pastian.

Meskipun bermacam-macam presepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang umum yang dapat disimpulkan yaitu:

a.       Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.
b.      Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungan dan keterampilan/skillnya.

B.     Proses Komunikasi dan Organisasi

Sebelum komunikasi dapat terjadi, dibutuhkan suatu tujuan, yang terekspresikan sebagai pesan utuk disampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan (diubah menjadi bentuk simbolis) dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi) pesan yag diberikan pengirim. Hasilnya adalah transfer makna dari satu norang kepada orang lain.

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.

C.    Implikasi Manajerial

Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep menyeluruh yang menyertakan sejumlah konsep komponen. Tugas menejerial adalah mempertahankan keseimbangan optimal antara komponen-komponen tersebut.
Beberapa petunjuk untuk memperbaiki efektifitas :
Organisasi sangat efektif dan produktif di berbagai industri yang berbeda tampak memiliki dan memupuk beberapa karakteristikyang sama. Manajer dapat memimpin jalan untuk menuju tingkat efektivitas yang lebih tinggi dengan :

·        Menyediakan kesempatan untuk pelatihan dan pembelajaran yang berkesinambungan.
·         Menyebarkan informasi dengan karyawan.
·         Mendorong kemitraan antar departemen.
·         Menghubungkan kompensasi dengan kinerja.
·         Menghindari pemberhentian karyawan.
·         Menjadi teladan yang suportif.
·         Menghormati antar perbedaan karyawan.
·         Menjadi pendengar yang baik.
 
Manajer dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam organisasi harus memliki indikator yang mengukur porbabilitas keberlangsungan organisasi. Dalam praktik yang sebenarnya, manajer menggunakan sejumlah indikator jangka pendek dari kelangsungan jangka panjang. Indikator-indikator tersebut antara lain adalah pengukran produktivitas, efisiensi, kecelakaan, perputaran tenaga kerja, absen, kualitas, tingkat pengembalian, moral dan kepuasan karyawan.





DAFTAR PUSTAKA

M. John Invencevich, Konopaske Robert, T. Matteson Michael, 2005, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid 1, Edisi 7, (diterjemahkan Oleh: Gina Gania), Erlangga, Jakarta.

Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara,2005.

P.Robbins Stephen, A. Judge Timothy, 2007, Perilaku Organisasi, Buku 2, Edisi 12, (diterjemahkan oleh: Diana Angelica, Ria Cahyani, Abdul Rosyid), Salemba Empat, Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar