Selasa, 02 Juli 2013

BUDAYA ORGANISASI

Nama : Syifa Nurani R.
NPM : 17111001
Kelas : 2KA18


Budaya organisasi adalah serangkaian nilai, kepercayaan, perilaku, adat, dan sikap yang membantu anggota organisasi memahami prinsip-prinsip yang dianutnya, bagaimana organisasi melakukan berbagai hal, dan apa yang dianggap penting oleh organisasi. Ketika orang-orang membentuk organisasi mewakili budaya yang berbeda-beda, perbedaan mereka dalam nilai, kepercayaan, perilaku, adat, dan sikap merefleksikan multikulturalisme. Keanekaragaman muncul dalam suatu komunitas ketika anggotanya berbeda satu sama lain dalam satu atau lebih dimensi yang penting.
            Budaya organisasi merupakan suatu masalah lingkungan yang penting bagi manajer. Manajer harus paham bahwa buadaya adalah suatu determinan penting yang mempengaruhi seberapa baik organisasi mereka akan berkinerja.
Kata budaya pertama kali muncul pada tahun 1871. Kata ini dikemukakan oleh Edward B. Tylor yang merupakan seorang antropologis. Menurut Tylor (1871) seperti yang dikutip oleh Brown (1998), budaya adalah “that complex whole which includes knowledge, beliefs, art, morals, law, custom, and any other capabilities and habits acquired by man as a member of society”. Terjemahan bebasnya kira-kira sebagai berikut: “sekumpulan pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan kapabilitas serta kebiasaan yang diperoleh oleh seseorang sebagai anggota sebuah perkumpulan atau komunitas tertentu”. Definisi ini lalu berkembang lebih lanjut dalam ilmu sosiologi.

Budaya organisasi tidak pernah kekurangan definisi. Budaya organisasi dijelaskan, misalnya, sebagai “nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi,”1 “falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan,”2 “cara pekerjaan dilakukan ditempat itu,”3 dan “asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat diantara anggota organisasi.”4

CATATAN
1 Terrence E. Deal dan Allan A. Kenney, Corporate cultures: The Rites and Rituals of Corporate Life  
   (Reading, Mass.: Addison-Wesley, 1982).

2 R. T. Pascale dan A. G. Athos, The Art of Japanese Management (New York: Simon & Schuster, 1981).
3 Marvin Bower, The Will to Manage (New York: McGraw-Hill, 1966).
4 Edgan H. Schein, Organizational Culture and Leadership (San Fransisco: Jossey-Bass, 1985).

Budaya Organisasi merupakan perluasan dan cerminan dari personaliti para eksekutif. (Kets dan Miller: 18).

Budaya organisasi (Luthans, 2007) adalah nilai dan norma bersama yang menuntun perilaku para anggota organisasi.

Budaya organisasi (Glinow & McShane, 2007) terdiri atas nilai dan asumsi bersama didalam organisasi

Berdasarkan berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa budaya merupakan pengendali sosial dan pengatur jalannya organisasi atas dasar nilai dan keyakinan yang dianut bersama sehingga menjadi norma kerja kelompok.

KARAKTERISTIK  DAN FUNGSI BUDAYA ORGANISASI

·         Kepemimpinan
Kepemimpinan memegang peranan penting dalam budaya organisasi, terutama pada organisasi yang budaya organisasinya lemah.

·         Inovasi
Apakah dalam mengerjakan tugas-tugas lebih berorientasi kepada pola pendekatan ‘pakai tradisi yang ada’ dan memakai metode-metode yang telah teruji, atau memberikan keleluasaan untuk menerapkan cara- cara baru melalui eksperimen.

·         Inisiatif individual
Berbicara tentang seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki dalam organisasi yang menjadi wadahnya.

·         Identitas
Identitas adalah pemahaman anggota organisasi yang memihak kepada organisasi secara penuh.

·         Sistem penghargaan
Sistem penghargaan berbicara tentang alokasi “reward” (biasanya dikaitkan erat dengan kenakan gaji dan promosi) yang berdasarkan pada kriteria hasil kerja anggota organisasi.

·         Toleransi terhadap resiko
Membahas tentang seberapa jauh sumber daya manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif, dan mau menghadapi resiko didalam pekerjaannya.

·         Pengarahan
Artinya adalah kejelasan organisasi dalam menentukan objektif dan harapan terhadap sumberdaya manusia terhadap hasil kerja yang dilakukan.

·         Integrasi
Yang dimaksud dengan integrasi disini adalah bagaimana unit-unit didalam organisasi didorong untuk melakukan kegiatannya dalam satu koordinasi yang baik.

·         Dukungan manajemen
Bulir dukungan manajemen ini membicarakan tentang seberapa baik para manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, dan dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.

·         Pengawasan
Pengawasan ini meliputi peraturan- peraturan dan supervisi langsung yang digunakan oleh pihak manajemen organisasi untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku anggota organisasi.`

·         Pola komunikasi
Dalam poin pola komunikasi ini, kita membahas komunikasi organisasi yang terbatas pada hirarki formal dari setiap organisasi.

·         Pengikat organisasi (organization binder)
Budaya organisasi berfungsi sebagai pengikat seluruh komponen organisasi terutama pada saat organisasi menghadapi goncangan baik dari dalam ataupun luar akibat adanya perubahan.

·         Integrator
Budaya organisasi merupakan alat untuk menyatukan beragam sifat dan karakter serta bakat dan kemampuan yang beragam yang ada dalam organisasi.

·         Identitas organisasi
Budaya organisasi merupakan salah satu dari identitas organisasi tersebut.

·         Energi untuk mencapai kinerja yang tinggi
Budaya organisasi juga berfungsi sebagai suntikan energi untuk mencapai kinerja yang tinggi.

·         Ciri kualitas (sign of quality)
Budaya organisasi merupakan representasi dari ciri kualitas yang berlaku dalam organisasi tersebut.

·         Motivator
Budaya organisasi juga merupakan pemberi semangat bagi para anggota organisasi.

·         Pedoman gaya kepemimpinan
Budaya organisasi yang telah mengakar kuat, dapat menjadi pedoman gaya kepemimpinan yang sesuai untuk kondisi organisasi yang bersangkutan.
·         Value enhancer
Salah satu fungsi organisasi adalah untuk meningkatkan nilai dari para stakeholdernya.

TIPOLOGI BUDAYA ORGANISASI

Secara umum budaya organisasi terpilah menjadi dua kutub besar: budaya entrepreneur dan budaya administratif. Pemahaman dua klasifikasi dasar budaya organisasi ini akan menuntun ke arah pemahaman budaya organisasi secara lebih baik.

Jenis budaya entrepreneur dalam setiap aktivitasnya selalu memfokuskan pada peluang-peluang baru. Hal ini tercermin dalam jiwa kewiraswastaan yang selalu menganggap bahwa dengan menemukan dan memanfaatkan peluang-peluang baru tersebut perusahaan akan selalu survive dan terdorong untuk selalu berusaha mencapai sasaran yang berbeda-beda dari satu periode ke periode berikutnya.

Perusahaan yang memiliki budaya administratif bertolak belakang dari budaya entrepreneur, aktivitas yang dilakukan lebih memfokuskan pada peluang-peluang yang sudah ada. Budaya administratif ini memandang bahwa peluang yang diperoleh harus terus dipertahankan, karena investasi yang ditanamkan sangat besar. Konsekuensi logisnya perusahaan membutuhkan prosedur pengendalian yang cukup ketat untuk mempertahankan peluang yang sudah diperoleh ini. Dinamika budaya administratif tidak sedinamis budaya entrepreneur. Struktur organisasi juga dengan disesuaikan aktivitas usaha perusahaan yang menganut budaya administratif ini.

Tipologi yang dikemukakan oleh Deal & Kennedy yang memilah budaya organisasi ke dalam empat kategori budaya berdasarkan dua faktor utama, yaitu :

·         Derajat resiko dalam kegiatan bisnis
·         Kecepatan perusahaan atau manajemen dalam mendapatkan umpan balik atas keputusan atau strategi

Keempat kategori budaya tersebut adalah :

·         The Tough-guy, Macho Culture
·         The Work Hard Culture
·         The Bet-Your Company Culture
·         The Process Culture

Masing-masing kategori budaya tersebut akan dijabarkan menurut beberapa unsur penting yang ada seperti:

·         Derajat resiko dalam kegiatan usaha
·         Tipe umpan balik yang diperoleh dari setiap keputusan
·         Tipe perusahaan yang menggunakan budaya tersebut
·         Perilaku yang ditunjukkan oleh tokoh panutan dalam budaya tersebut
·         Kekuatan sumber daya manusia
·         Kelemahan sumber daya manusia
·         Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh tokoh panutan



DAFTAR PUSTAKA

A.B. Susanto, F.X. Sujanto, Himawan Wijanarko, Corporate Culture & Organization Culture, Jakarta: The Jakarta Consulting Group, 2008.

Chatab, Nevizond, Diagnostic Management, Jakarta : Serambi, 2007.

Maarif, Mansyur, Hendri, Tanjung, Manajemen Operasi, Jakarta: Grasindo,2003.

P. Robbins, Stephen, 1994, Teori Organisasi, Edisi 3, (diterjemahkan Oleh: Jusuf Udaya, Lic., Ec.), Arcan, Jakarta


W. Griffin, Ricky, 2004, Manajemen, Jilid 1, Edisi 7, (diterjemahkan Oleh: Gina Gania), Erlangga, Jakarta.