Nama : Syifa Nurani R.
NPM : 17111001
Kelas : 2A18
A.
Definisi Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan
berkomunikasi, manusia dapat berhubungan satu sama lain dalam kehidupan
sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat
atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat
dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia
tidak dapat dipungkiri, begitu pula dalam organisasi. Dengan adanya komunikasi
yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Begitupun
sebaliknya, jika komunikasi dalam organisasi buruk, maka akan kegiatan
organisasi pun akan berantakan.
Adapun beberapa definisi komunikasi
yang dikemukakan beberapa tokoh, di antaranya, Louis Frosdale (1981) seorang
ahli komunikasi dan pendidikan, mendefinisikan komunikasi yaitu “communication is the process by which a
system is established, maintained and altered by means of shared signals that
opperate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan
signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat
didirikan, dipelihara, dan diubah. Maksud signal di sini yaitu verbal atau non
verbal dengam aturan tertentu. Misalnya setiap bahasa itu mempunyai aturan
tersendiri, contohnya seseorang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan
atau berbicara secara langsung maka si penerima dapat langsung meresponnya
dengan bahasa lisan juga maka terjadilah sebuah pembicaraan. Lain halnya jika
seseorang berkomunikasi dengan bahasa tulisan maka si penerima akan membacanya
terlebih untuk memahami pesan tersebut.
Adapun definisi lain menurut Brent D
Ruben (1788), komunikasi manusia adalah suatu proses individu dalam hubugannya,
baik dalam kelompok, organisasi, maupun masyarakat, untuk menciptakan,
mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasikan lingkungan dan
orang lain. Informasi di sini yaitu sebuah kumpulan pesan atau data yang dapat
memepengaruhi tingkah laku manusia baik dalam kelompok, organisasi, ataupun
dalam masyarakat.
Kemudian menurut Willian J Seiler
(1988), memberikan pengertian komunikasi yang lebih bersifat universal, dia
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana simbol verbal dan non verbal
diberikan, diterima, dan diberi arti. Maknanya sederhana, yaitu sebuah proses
pengiriman dan penerimaan pesan.
Dari beberapa definisi di atas,
sudah jelas bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah suatu proses pemberian
pesan dari seorang komunikator (yang memebrikan pesan) kepada seorang komunikan
(yang menerima pesan) baik itu berupa stimulus, signal, ataupun informasi.
Untuk itu, komunikasi organisasi dapat didefinisikan
pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan
bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit
komunikasi dalam hubungan hierarkis di antara yang satu denga yang lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan komunikasi
antarpribadi dan komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai
arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu
sama lain meliputi arus vertikal dan horizontal. Adapun pembahasan komunikasi
organisasi antara lain menyangkut fungsi organisasi, hubungan antarmanusia,
komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Selain itu, Goldhaber (1986) memberikan
definisi komunikasi organisasi sebagai berikut. “Organizational communication is the process of creating and exchanging
messages within a network ofinterdependent relationship to cope with
environmental uncertainty”. Atau dengan kata-kata lain komunikasi
organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini
mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, keadaan saling
bergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidak pastian.
Meskipun bermacam-macam presepsi dari para ahli
mengenai komunikasi organisasi ini tapi dari semuanya itu ada beberapa hal yang
umum yang dapat disimpulkan yaitu:
a.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang
kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun
eksternal.
b.
Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan,
arah dan media.
c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya,
perasaannya, hubungan dan keterampilan/skillnya.
B. Proses Komunikasi dan Organisasi
Sebelum komunikasi dapat
terjadi, dibutuhkan suatu tujuan, yang terekspresikan sebagai pesan utuk
disampaikan. Pesan tersebut disampaikan dari seorang pengirim kepada seorang
penerima. Ia disandikan (diubah menjadi bentuk simbolis) dan dialihkan melalui perantara
(saluran) kepada penerima, yang lalu menerjemahkan ulang (membaca sandi) pesan
yag diberikan pengirim. Hasilnya adalah transfer makna dari satu norang kepada
orang lain.
Suatu organisasi adalah
suatu sistem terbuka yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara
anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan
terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses.
C. Implikasi Manajerial
Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep
menyeluruh yang menyertakan sejumlah konsep komponen. Tugas menejerial adalah
mempertahankan keseimbangan optimal antara komponen-komponen tersebut.
Beberapa petunjuk untuk memperbaiki efektifitas :
Organisasi sangat efektif dan produktif di berbagai
industri yang berbeda tampak memiliki dan memupuk beberapa karakteristikyang
sama. Manajer dapat memimpin jalan untuk menuju tingkat efektivitas yang lebih
tinggi dengan :
· Menyediakan kesempatan untuk pelatihan dan pembelajaran yang
berkesinambungan.
·
Menyebarkan informasi dengan karyawan.
·
Mendorong kemitraan antar departemen.
·
Menghubungkan kompensasi dengan kinerja.
·
Menghindari pemberhentian karyawan.
·
Menjadi teladan yang suportif.
·
Menghormati antar perbedaan karyawan.
·
Menjadi pendengar yang baik.
Manajer dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam
organisasi harus memliki indikator yang mengukur porbabilitas keberlangsungan
organisasi. Dalam praktik yang sebenarnya, manajer menggunakan sejumlah
indikator jangka pendek dari kelangsungan jangka panjang. Indikator-indikator
tersebut antara lain adalah pengukran produktivitas, efisiensi, kecelakaan,
perputaran tenaga kerja, absen, kualitas, tingkat pengembalian, moral dan
kepuasan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
M.
John Invencevich, Konopaske Robert, T. Matteson Michael, 2005, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Jilid
1, Edisi 7, (diterjemahkan Oleh: Gina Gania), Erlangga, Jakarta.
Muhammad,
Arni, Komunikasi Organisasi. Jakarta:
Bumi Aksara,2005.
P.Robbins
Stephen, A. Judge Timothy, 2007, Perilaku
Organisasi, Buku 2, Edisi 12, (diterjemahkan oleh: Diana Angelica, Ria
Cahyani, Abdul Rosyid), Salemba Empat, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar